Главная | Обратная связь | Поможем написать вашу работу!
МегаЛекции

D. Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka. Sujatmiko, “banjir bandang Kerap Landa Bojonegoro dan tuban”, Majalah Tempo Edisi




D. Kesimpulan Dan Saran

       Sejatinya, pesan mendasar dari Taoisme adalah bahwa kehidupan ini terdiri keseluruhan yang bersifat organik dan saling terhubung (organic and interconnected whole), yang terus berubah secara konstan. Gerak perubahan yang bersifat tetap ini merupakan bagian dari tatanan alamiah alam semesta. Manusia hidup bersama alam yang terus berubah secara alami. Dengan menyadari adanya kesatuan antara alam dan manusia, dan belajar untuk hidup menyesuaikan diri dengan gerak alamiah alam, manusia akan sampai pada keadaan yang sepenuhnya bebas dan merdeka, sekaligus secara langsung terhubung dengan gerak kehidupan dari alam semesta. Lantas, keadaan dan kesadaran bahwa manusia adalah bagian dari alam seyogyanya dihayati dengan sikap manusia yang menghargai dan mencintai alam sebagai bagian integral-tidak terpisah dari kehidupannya. Manusia tidak bisa hidup tanpa alam, dan sebaliknya alam akan semakin penuh dengan hubungannya dengan manusia. Manusia sejatinya mengeksploitasi alam dengan landasan bahwa hidup adalah orientasi pada kesenangan dan bukan penderitaan apalagi kematian. Hal itulah yang mendasari manusia untuk “memiliki” segala sesuatu sebanyak-banyaknya tanpa memiliki sikap timbal-balik atau kehilangan. Yang pada akhirnya membuahkan kemelekatan akan sesuatu secara berlebihan tanpa mampu membatasi diri. Alhasil, alam menjadi “korban”. Alam menjadi obyek pemuas hasrat dan keinginan manusia. Alam tidak dipandang lagi sebagai bagian dari hidup manusia.

Tao melalui ajarannya Wu-Wei dan Te memberikan pandangan lain. Tao memberikan pandangan bahwa manusia hidup bersama dan melalui Tao. Manusia hidup dalam kesatuan dengan Tao, tingkat tertinggi di dalam kehidupan manusia, dan alam bagian di dalamnya. Dengan hidup bersama dan melalui Tao, manusia hidup dalam keharmonisan dan ketentraman. Lantas, untuk hidup selaras dengan alam kita harus mempunyai keyakinan. Kita harus mempercayakan diri kita pada ”yang tak diketahui”. Tao yang diajarkan Lao Tzu mengajarkan kita untuk mencintai dan menyuburkan segalanya namun tidak menguasainya.

       Dari sudut pandang Taoisme secara khusus ajaran Wu-Wei dan Te, penulis menyimpulkan cara yang lebih arif dan bijak dalam memperlakukan alam semesta. Seperti yang telah diulas diatas bahwa Tao mengajarkan kepada manusia untuk bersikap lemah lembut, rendah hati dan menyangkal diri. Secara garis besar, lemah lembut berarti menganggap alam sebagai sahabat manusia, rendah hati berarti sikap mampu membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja (terhadap alam/penggunaan sumber daya), dan sikap menyangkal diri yang adalah sikap menganggap diri dan hidup manusia hanyalah sebagai pinjaman dari alam semesta kepadanya. Hemat penulis, dengan kesadaran demikian, maka manusia bukan lagi menjadi “musuh” alam. Sebaliknya, manusia menjadi bagian dari alam, dan alam menjadi bagian dari manusia, yang saling bersinergi membentuk suatu keharmonisan yaitu hidup seimbang dan saling menyejahterakan.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Watts, Alan, The Tao Of Philosophy, Jendela, Yogyakarta, 2003.

Koller, John M., Filsafat Asia, (terj. ) Donatus Sermada, Ledalero, Flores, 2010.

Kebung, Konrad, Filsafat Berpikir Orang Timur, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2011.

Soemargono, Soejono, Sejarah Ringkas Filsafat Cina, Liberty, Yogyakarta, 1990.

Sujatmiko, “Banjir Bandang Kerap Landa Bojonegoro dan Tuban”, Majalah Tempo Edisi

Februari 2015.

Yu-Lan Fung, Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius sampai Han Fei Tzu, Liberty,  

Yogyakarta, 1990.

 

Sumber Internet

       Ginting, Longgena, “Banjir Dan Tanah Longsor Melanda Indonesia” dalam Http//: www. Mediaindonesia. com diakses pada 2 Mei 2015 Pk. 18. 32 WIB.

 

 


[1] Disadur dari, SUJATMIKO, “Banjir Bandang Bojonegoro-Tuban dan Eksploitasi Manusia”, Majalah Tempo

Edisi Februari 2015, 27-30. Dalam ulasan berita, dijabarkan secara gamblang macam eksploitasi

penambangan kapur yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, sebagai contoh PT Semen Gresik, Tbk,

maupun dari pihak swasta. Para warga sudah menolak eksploitasi ini sejak 2010, namun bencana alam baru

“meletus” 2014 hingga 2015 akhir kemarin.

[2] LONGGENA GINTING, “Banjir Dan Tanah Longsor Melanda Indonesia” dalam www. Mediaindonesia. com diakses pada 2 Mei 2015 Pk. 18. 32 WIB.

[3] JOHN KOLLER, Filsafat Asia, (terj. ) Donatus Sermada, Ledalero, Flores, 2010, 571.

[4] Ibid, 573.

[5] Ibid, 576.

[6] KONRAD KEBUNG, Filsafat Berpikir Orang Timur, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2011, 141.

[7] JOHN KOLLER, Op. Cit., 577.

[8] SOEJONO SOEMARGONO, Sejarah Ringkas Filsafat Cina, Liberty, Yogyakarta, 1990, 135

[9] FUNG YU-LAN, Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius sampai Han Fei Tzu, Liberty, Yogyakarta,     

1990, 147.

[10] Ibid, 149.

[11] SOEJONO SOEMARGONO, Op. Cit., 150.

[12] ALAN WATTS, The Tao Of Philosophy, Jendela, Yogyakarta, 2003, 74. Menurut, Alan Watts, seorang ahli 

filsafat cina, tidak mencampuri tidak berarti bersikap apatis terhadap apa yang terjadi kepada Alam. Namun,  

bertindak bijak dan arif dalam menggunakan alam secara seimbang. Seimbang berarti mengambil pula

merevitalisasi. Tidak mencampuri juga berarti mengambil tanpa “menghabisi” atau meniadakan alam/sumber

daya itu sendiri.

[13] Ibid, 81.

[14] Ibid, 83.

[15] Ibid, 87.

[16] Ibid, 92.

Поделиться:





Воспользуйтесь поиском по сайту:



©2015 - 2024 megalektsii.ru Все авторские права принадлежат авторам лекционных материалов. Обратная связь с нами...